Mengemas Bangunan Hemat Energi

Property-In.co – Banyak cara untuk menghemat energi, dari teknologi pendingin nan canggih hingga penerapan arsitektur tradisional. Konsumsi energi gedung ternyata sungguh boros. Data United Nations Environment Programme Sustainable Construction and Building Initiative (UNEP-SBCI) menunjukkan bahwa bangunan mengonsumsi 30-40% dari total energi global.

Tidak heran jika International Energy Agency (IEA) memprediksi permintaan untuk bangunan bakal meningkatkan 50% suplai energi hingga tahun 2030.
Kondisi serupa juga terjadi di Tanah Air. Saat ini hampir seluruh gedung di berbagai kota mengonsumsi lebih dari 30% dari total energi nasional. Belanja konstruksi pun, menurut IHS Global Insight, terus tumbuh sekitar 10% per tahun. Bangunan memang ‘pelahap’ energi terbesar di bumi—disusul kemudian oleh transportasi.

Penataan interior yang tidak ramah lingkungan juga merupakan pemicu melonjaknya konsumsi energi. Misalnya, penggunaan karpet tebal yang membutuhkan suhu dingin (AC) agar tidak jamuran.

Menghadapi hal itu, pemerintah tidak tinggal diam. Mereka mulai memperhatikan pembangunan yang berkelanjutan melalui berbagai program penghematan energi, termasuk kampanye green building dan green architecture . Upaya ini mendapat sambutan baik dari para penyedia dan pengguna di sektor properti . Salah satunya, PT Johnson Controls Indonesia (JCI)—sebelumnya bernama PT York Aditama Teknik—perusahaan yang menyinergikan produknya dengan kebutuhan penghematan energi bangunan.

“Kami telah banyak menciptakan produk-produk berkualitas, layanan serta solusi untuk mengefisiensikan energi dan operasional bangunan,” ujar Ken Lim, Presiden Direktur JCI, dalam paparannya di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, pertengahan November lalu. JCI mengklaim turut mendukung upaya penghematan energi di Indonesia dengan membantu para pelanggan mengoptimalkan efisiensi energi pada bangunan untuk menunjang keseluruhan life cycle bangunan—dimulai dari segi desain, pembangunan, hingga perbaikan dan pemeliharaan.

Sebagai contoh, tahun lalu mereka meluncurkan sistem tata udara variable refrigerant flow, York Yes Series DC inverter.

Produk tersebut memiliki sejumlah keunggulan bagi bangunan komersial maupun perumahan. Antara lain penghematan energi, kenyamanan, daya jangkau yang luas, serta kemudahan pengaturan AC sesuai dengan kebutuhan setiap ruangan. York Yes memiliki energy eficiency ratio (EER) tertinggi, sampai 4.0, dan integrated part load value (IPLV) mendekati 7.10. “Produk andalan kami ini mendapatkan [respons] sangat baik di pasaran. Dalam hitungan bulan saja, penjualannya meningkat dua kali lipat,” kata Lim.

JCI juga merencanakan ekspansinya di bidang teknologi, aplikasi, dan pelayanan yang didasarkan pada inovasi. Belum lama ini mereka menciptakan teknologi untuk mendinginkan udara yang masuk ke dalam pembangkit turbin gas demi memaksimalkan tenaga pembangkit listrik. “Solusi teknologi gas turbine inlet air cooling (GTIAC) mampu menambahkan kapasitas maksimum turbin hingga 18% serta kapasitas tingkat heat rate hingga 4%,” jelas Lim. “Dengan teknologi ini, kami dapat memberikan layanan perbaikan yang memungkinkan pelanggan menghemat 50% biaya energi yang digunakan.”

About The Author

Related posts