Timing dalam Investasi Properti

Property-in.co – Saat ini pemerintah menggempur industri properti dengan beragam stimulus agar bangkit dari kelesuan. Lalu, bagaimana respons konsumen? Apakah ini waktu yang tepat untuk berinvestasi?

Oleh: Shendy Regar-Research Executive

Everyone wants a piece of land. It’s the only sure investment. It can never depreciate like a car or a washing machine. Land will double its value in ten years. In less than that. Land is going up every day.”  (Sam Shepard)

Jargon “harga properti selalu naik” memang menjanjikan angin surga bagi banyak orang untuk berinvestasi properti. Siapa sih yang tidak ingin punya rumah dan apartemen untuk disewakan atau menyimpan tanah yang 10 tahun kelak harganya meroket?

Meski begitu, industri properti tetap punya masa-masa low and high. Jika ingin dapat cuan banyak waktu tidak terlalu lama, membeli properti di masa high tentunya bukan tindakan tepat. Lantas, kapankah timing yang tepat untuk berinvestasi?

SurveyOne bulan lalu melakukan survei online kepada 53 responden yang memiliki rencana dalam berinvestasi properti dalam 1-2 tahun yang mendatang. Survei ini ingin mengetahui sejauh mana masyarakat merencanakan program investasi properti mereka.

Saat ditanyakan timing yang mereka anggap tepat untuk berinvestasi properti di Indonesia, sejumlah besar responden (30,2%) menjawab pada semester II 2018. Diikuti oleh responden yang memilih pada semester II tahun 2017 (28,3%) dan semester I 2017 (13,2%).
shendy 01

Investasi properti bukanlah tindakan “membeli kucing dalam karung” atau pembelian yang dipicu oleh faktor latah. Sebelum berinvestasi, investor tentunya mengumpulkan informasi yang cukup terlebih dulu. Lantas, kondisi seperti apakah yang membuat mereka siap untuk berinvestasi? Mayoritas jawaban responden adalah saat harga properti belum naik/melambung tinggi (32,1%). Kondisi lainnya adalah bunga KPR yang rendah (22,6%) dan terkumpulnya dana untuk down payment (20,8%).  Hanya 11,3% responden yang tergiur berinvestasi lantaran adanya promo/gimmick yang diberikan oleh bank dan developer.shendy 02

Investasi properti memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Terkait hal itu, sebanyak 56,6% responden mengatakan mereka mempersiapkan kisaran dana di bawah 500 juta rupiah untuk berinvestasi properti. Kemudian, diikuti dengan persiapan dana sebesar 500 juta hingga 1 miliar rupiah (35,8%).shendy 03

Hal ini tidaklah mengherankan. Sebab, dari sisi demand, saat ini pasar di kedua segmen itulah yang paling potensial untuk investasi properti (propertinya dijual kembali di kemudian hari). Dari sisi supply pun demikian. Ketika perekonomian melambat, produk properti di segmen middle-low tetap tumbuh subur.

Mengenai jenis properti yang diminati untuk investasi, rumah masih menjadi pilihan utama responden (58,5%). Tempat kedua diduduki oleh investasi tanah (24,5%), baru kemudian investasi apartemen (15,1%).shendy 05

Selain produk, hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam investasi properti adalah lokasi. Dalam hal ini, jawaban responden cukup beragam.  Empat pilihan teratas jatuh pada wilayah Tangerang-Banten (22,6%), Jakarta (15,1%), Bogor-Depok (13,2%), dan Bekasi –Karawang (11,3%).shendy 06

Lantas, faktor apa membuat mereka memilih suatu wilayah untuk investasi properti? Umumnya, jawaban responden adalah karena perkembangan daerahnya yang pesat; dekat dengan tempat tinggal sekarang; serta potensi keuntungan (sewa dan jual) yang besar. Sejalan dengan itu, pemanfaatan investasi properti yang paling diminati responden adalah untuk disewakan (45,3%). Selebihnya responden ingin memanfaatkannya sebagai tempat usaha (22,6%); dan digunakan terlebih dulu untuk tempat tinggal (20,8%).shendy 04

 

Tahun depan (2017) tampaknya akan menjadi awal kebangkitan industri properti karena menjadi pilihan yang cukup tinggi dalam rencana berinvestasi. Wilayah Jabodetabek pun masih menjadi primadona di mata para investor. □

 

  • Online survey ini dilakukan terhadap 53 responden dengan pengeluaran bulanan sebesar 4 juta hingga lebih dari 10 juta rupiah pada minggu ke-2 dan ke-3 September 2016.

About The Author

Related posts