Tamansari Iswara Bekasi
Hunian jangkung ini mengedepankan kenyamanan bagi penghuninya dan menawarkan keuntungan signifikan bagi investor.
Property-In.co – Kendati pemberitaan media akhir-akhir ini sempat “tidak menguntungkan”, sulit dimungkiri bahwa Bekasi menyimpan potensi yang luar biasa. Pertumbuhan penduduknya sebesar 2.77% pada 2013 (lebih besar dari rata-rata pertumbuhan penduduk di Indonesia) memiliki beberapa dampak positif.
Fakta lain menyebutkan, Bekasi banyak dihuni perusahaan kelas dunia. Mattel, Danone, Coca-Cola, Honda, dan Bridgestone telah mendirikan pabrik mereka di sana, menjadikan kota penyangga ini sebagai basis dari industri nasional dan pusat bisnis.
Bekasi juga telah tumbuh secara pesat selama 15 tahun terakhir, dengan 90% perkembangan kotanya didominasi oleh kawasan perumahan. Bahkan, lembaga Cushman & Wakefield melaporkan bahwa Bekasi adalah kota dengan potensi terbaik di Jabodetabek untuk penjualan properti residensial (93,2%); dan dibanding kota lain mempunyai occupancy rate terbesar (85,8%). Dengan semakin banyaknya permintaan untuk properti residensial, harga tanah di kota ini diprediksi akan naik dengan cepat setiap tahun, dan tentunya sesuai untuk investasi masa depan.
Semua fakta inilah yang meneguhkan Wika Realty meluncurkan proyek-proyek high rise di kawasan Bekasi. Sebut saja Tamansari Hive, yang didesain dengan mengadopsi sarang lebah (hive) dengan konsep mixed use building, di mana dalam satu gedung terdapat beragam fungsi yang saling mendukung dan bersinergi—membuat Tamansari Hive menjadi sebuah “sarang” yang nyaman.
Sementara proyek terbarunya, Tamansari Iswara Apartment, mengusung konsep minimalis modern tapi tidak mengabaikan lingkungan (green building). “Dari sisi desain, konsep hunian tropis ini memberikan sesuatu yang berbeda, unik serta dinamis. Dalam artian, pendekatan kami itu kepada lingkungan,” ujar Firdaus Mustofa, Manager Tamansari Iswara kepada Property-In.
Wika tahu betul bagaimana memanjakan investornya. Selain menawarkan keuntungan berinvestasi, hunian jangkung ini juga mengedepankan kenyamanan bagi penghuninya dengan berbagai fasilitas.
Mulai dari jogging track, kolam renang, fitness center, play ground hingga berbagai kebutuhan hidup lainnya. Tak heran, dari total lahan yang mencapai 10.000-an meter persegi, hanya separuhnya saja yang digunakan untuk bangunan. Sisanya dipakai untuk lahan hijau, taman, dan fasilitas pendukung lainnya.
“Sebelumnya kami melakukan survei terkait bagaimana kawasan yang akan kami bangun ini dan segmen pasarnya seperti apa,” kata Firdaus. “Yang jelas, kami akan melakukan sesuatu yang menguntungkan, terutama untuk investor. Sebab, investor itu pasti mencari gain, baik gain secara langsung maupun investasi untuk selanjutnya.”
Proyek-proyek mereka sebelumnya telah ludes terjual dan mampu memberikan gain yang signifikan bagi para investor. Tengok saja Tamansari Semanggi dan Tamansari Hive yang sudah terjual habis.
Bahkan, hanya dalam tempo tiga tahun sudah mampu memberikan keuntungan berlipat bagi para investornya. Bayangkan, harga perdana di kisaran Rp400 jutaan per unit, kini sudah melonjak hingga Rp1 miliaran. “Satu bulannya sekitar 30% capital gain yang kami berikan untuk Tamansari Semanggi,“ ungkap Firdaus.
Harapan itu pula yang mereka tawarkan kepada investor Tamansari Iswara, yang harga jualnya dimulai dari Rp300-700 jutaan.
Ia percaya, sokongan rencana pemerintah yang bakal merealisasikan pembangunan monorail (Mass Rapid Transportation/MRT) dipastikan turut mendongkrak harga hunian apartemen mereka. “Jika dalam beberapa tahun ke depan Jalan Dewi Sartika dilintasi monorail, harganya akan terus meningkat. Ini sangat potensial sekali bagi investor.”
Proyek Wika ini rencananya akan membangun dua tower yang terdiri dari 1.500 unit. Tersedia beberapa ukuran: tipe studio (sekitar 20 meter persegi) dijual dengan harga Rp300 jutaan, sedangkan tipe two bedroom dijual Rp 700-an juta per unit. Untuk tahap pertama akan dibangun tower 2 yang bakal rampung pada 2017, sekaligus serah terimanya. Sementara untuk tower 1 (500 unit) akan dibangun pada tahun berikutnya.
Di Tamansari Iswara, mereka menargetkan kenaikan harga 15-20% setiap tahunnya. Tapi pada kenyataannya, jelas Firdaus, target itu justru bisa melebihi. Selain karena semua fasilitas tadi, hal lain yang mendongkrak peningkatan harga adalah kepastian.
Kepastian dalam menyelesaikan pembangunannya. Komitmen mereka sangat jelas: serah terima akan dilakukan pada waktu yang sudah ditentukan, tidak ada alasan untuk menunda-nunda serah terima.
“Dari proyek-proyek terdahulu sudah kami buktikan, ketepatan waktu menjadi track record perusahaan kami selama ini,” ujar Firdaus. “Di samping itu, ada kepastian dari faktor siapa developernya.” Seperti kita ketahui, Wika adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dari sisi permodalan tentunya tidak kekurangan—apalagi perusahaan pelat merah ini juga sudah go public.
Tidak salah memang jika investor membeli unit di Tamansari Iswara. Banyak di antara para investor telah menjadi pelanggan setia Wika. Bahkan, imbuh Firdaus, sekitar 30% di antaranya sudah pernah membeli di proyek Wika sebelumnya dan kembali membeli unit di apartemen ini. “Jika kami ada proyek baru, mereka akan membeli lagi untuk investasi karena memang sudah terbukti memberikan untung buat mereka.” Caca Casriwan