Property-In.co – Di tengah munculnya kebutuhan akan hunian sekaligus tempat bekerja, Naya Village hadir membawa konsep yang unik dan tepat di lokasi strategis.
Sejak lama kawasan Kemang, Jakarta Selatan, terkenal sebagai salah satu tempat favorit untuk hunian maupun kantor. Selain didukung lokasi yang mudah diakses, lingkungannya pun terbilang teduh dan nyaman. Kawasan ini juga berkembang menjadi pusat lifestyle dan komersial incaran kalangan menengah-atas. Tak heran jika kemudian harga properti di Kemang terus naik dari tahun ke tahun.
Menariknya, pembangunan properti di Kemang kini mulai didominasi oleh bangunan vertikal dengan beberapa tipe pengembangan sesuai dengan lokasi dan peruntukan yang berlaku. Oleh karena itu, beberapa pengembang di sana mulai menawarkan konsep SOHO (Small Office Home Office). Konsep ini diawali dengan latar belakang minimnya lahan serta kian melambungnya harga properti.
Ya, konsep SOHO—yang menggabungkan hunian dan kantor dalam satu tempat—memang semakin dilirik, baik oleh pengembang ataupun konsumen. Kelebihan konsep ini ialah mampu mengakomodir hunian yang layak sekaligus dapat dipakai bekerja dan menerima tamu bisnis. Potensi inilah yang kemudian diusung oleh The Premium Property dalam menggarap Naya Village di kawasan Kemang Selatan.
Menurut Yuliarta Sianturi, Direktur The Premiun Property, kawasan sekitar Jalan TB Simatupang, Ampera, dan Kemang memerlukan tempat usaha yang juga bisa berfungsi sebagai hunian. “Untuk itu, dengan lahan 2.000 meter persegi, kami menyediakan 13 unit SOHO dengan desain yang unik dari sisi fungsi maupun tampilan,” ujarnya.
Ditambahkan Artha, sapaan akrab Yuliarta, segmen yang dibidik Naya Village adalah kalangan pebisnis menengah-atas. Jika melihat kebutuhan di segmen tersebut, jelas sekali bahwa mereka membutuhkan properti multifungsi—khususnya di daerah Jakarta Selatan. Dengan konsep unik tersebut, Naya Village diyakini mampu menjanjikan return berupa capital gain dan penghasilan sewa yang menarik bagi para investor.
Jika ditelisik lebih jauh, konsep SOHO memang masih terbilang baru di Indonesia. Namun, beberapa pendapat memprediksi bahwa konsep unik tersebut akan menjadi tren pada 2015. Tak heran jika kemudian The Premium Property melalui Naya Village mengklaim sebagai pionir dalam mengembangkan konsep ini di kawasan Kemang. “Konsep SOHO yang kami usung akan menjadi tren hunian sekitar 2-3 tahun mendatang,” kata Bintang Sitompul, Founder dan CEO The Premium Property.
Naya Village menawarkan 2 tipe pilihan SOHO: tipe A dan tipe B dengan luas bangunan sekitar 300 meter persegi. Tipe A memiliki keunggulan berupa letaknya yang menghadap dua muka—depan dan belakang. Umumnya, tipe A bisa digunakan sebagai hunian dan semi usaha. Sedangkan tipe B, menawarkan konsep yang lebih privat karena terletak di bagian belakang dan sangat cocok untuk hunian.
“Konsep ini sangat tepat bagi profesional muda yang mapan. Tak hanya sebagai tempat tinggal tapi juga dapat menampung jumlah karyawan skala kecil,“ jelas Artha. “Kami juga mewadahi kebutuhan akan garasi mobil yang mampu menampung empat mobil sekaligus dalam satu unit. Kemudian, ada juga jalan pribadi yang bisa digunakan.”
Kelebihan berikutnya, jarak antara bangunan satu dengan yang lain terbilang cukup lebar—memungkinkan untuk membuat taman kecil atau menjadi area bermain anak. Ini masih ditambah lagi dengan lebar jalan sekitar 6 meter dan adanya sistem keamanan terpadu agar setiap penghuni merasa aman dan nyaman.
Selain menawarkan bangunan dengan 3 lantai, Naya Village juga memungkinkan adanya renovasi tambahan berupa penyediaan lantai mezzanine sesuai permintaan. Desainnya bukan hanya menampilkan sisi artistik, tapi juga memperhitungkan sisi fungsi dalam setiap area yang ada. Artha kerap memastikan setiap material bahan yang digunakan dalam pengembangan Naya Village merupakan kualitas terbaik.
Menyinggung soal capital gain, Artha enggan mengungkapkan berapa estimasi harga Naya Village dalam 1-2 tahun ke depan. Hanya saja, dia menerangkan bahwa yang menjadi fokus The Premium Property saat ini adalah mengutamakan dan mengembangkan nama baik perusahaan sebagai pengembang properti premium—salah satunya mengusung konsep SOHO. Tak hanya itu, Artha juga ingin proyek yang dibangun dapat terkenal karena desain unik, lokasi strategis, dan berkualitas.
Bintang menambahkan, sejauh ini animo konsumen terhadap Naya Village bagus. Paling tidak ini bisa dilihat dari beberapa unit yang sudah terjual. “Kami menawarkannya melalui worth of mouth ke beberapa konsumen lama.
Bisa dibilang, strategi marketing kami dalam memasarkan Naya Village terkesan soft selling karena memang konsep hunian seperti ini dipastikan laris manis,” ujar Bintang sembari mengungkapkan mereka bakal membangun proyek serupa di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. – Fisamawati