Gilbartolome Architects, Ketika Rumah ‘Meringsek’ ke Dalam Tebing

Sebuah rumah di atas tebing bukit atau pegunungan mungkin sudah biasa. Tapi bagaimana kalau rumah tersebut tidak hanya berdiri di atas tebing melainkan menyatu ke dalam ‘perut’ tebing?

Oleh: Richardus Setia Gunawan

Sebuah karya arsitektur mencengangkan datang dari Negeri Matador, tepatnya di Kota Granda, Spanyol. Di sebuah tebing yang menghadap Laut Mediterania, bercokol sebuah rumah unik nan memesona. Jika lazimnya sebuah rumah berdiri atas tanah lapang, rumah besutan Girbartolome Architects ini justru terbangun di dalam tebing―’meringsek’ masuk mengikuti curamnya tebing dengan kemiringan mencapai 42 derajat.

Gilbartolome Architects

Bukan hanya unik, rumah seluas 210 m2 itu juga terlihat garang. Atap logam (seng) didesain bergelombang sehingga menyerupai sisik naga. Jika dilihat dari bawah tebing, penampakan rumah akan terlihat seperti seekor naga yang keluar dari dalam perut bumi. Namun bila dipandang dari atas tebing, maka atap rumah lebih mirip gelombang lautan yang menyatu dengan latarnya.

Proyek ambisius yang rampung pada 2015 ini dirancang menjadi dua lantai. Meski dua tingkat, tebing dicoak sedemikian rupa sehingga tinggi rumah tetap mengikuti kemiringan lereng gunung. Suhu udara di dalam rumah pun tetap terjaga meski berada di dalam tanah yakni 19,5 derajat Celcius. Hal ini karena banyaknya bukaan serta ventilasi di fasad rumah guna mengatur besaran udara yang masuk dari lautan.

Di lantai pertama, terdapat sebuah teras yang cukup luas lengkap dengan kolam renang mini. Masuk lebih dalam, terdapat ruang utama yang dirancang untuk aktivitas penghuni. Di ruang itu, terdapat panggung dengan tempat duduk berundak layaknya auditorium yang mampu menampung hingga 70 orang. Karena area teras dan ruang utama hanya dibatasi partisi kaca, pandangan ke laut lepas pun semakin luas.

Gilbartolome Architects

Menengok ke lantai dua, terdapat 3 buah kamar tidur dengan view spektakuler. Anda dapat beristirahat sambil menatap Laut Mediterania yang eksotis. Tak lupa terpasang balkon mini di tiap-tiap kamar hanya untuk sekadar menikmati segelas wine sambil menatap ujung laut.

Yang semakin membuat takjub, ternyata banyak bagian rumah out of the box  ini dibuat dengan sistem manual atau handmade. Anda dapat melihat struktur atapnya yang cukup rumit seperti gelombang sehingga membutuhkan sentuhan detail tangan manusia. Belum lagi bahan atap, yakni logam bekas, yang dieksekusi secara manual sehingga dituntut kerapian dan kejelian tingkat tinggi. Bagaimana? Keren, bukan?

(sumber: archydaily.com)

 

 

About The Author

Related posts