Proyek Melbourne ini adalah bagian dari rencana ekspansi global Iwan Sunito pada 2019.
Melbourne merupakan kota menarik bagi Crown Group sehingga developer asal Sydney, Australia, ini mulai menggarap proyek pertamanya di Southbank. Apartemen yang terinspirasi seni ini dirancang oleh firma terkenal Koichi Takada Architects. Mahakarya ciamik tersebut bakal mengubah wajah Southbank dan menjadi landmark bagi Melbourne.

Proyek apartemen dua menara hunian setinggi 14 dan 16 lantai di area seluas 2,070 m2 ini adalah bentuk kolaborasi dengan developer spesialis hunian butik asal Melbourne, G3 Projects. Konstruksinya bakal dimulai pada 2021.
“Kedua menara itu akan menampung 152 unit apartemen mewah bertipe studio, satu, dua, dan tiga kamar tidur serta area umum yang luas,” ujar Iwan Sunito, CEO Crown Group.
Para penghuni nantinya akan memiliki akses ke fasilitas bergaya resor khas Crown. Misalnya lounge dan taman di rooftop, teater, area bermain anak-anak, gym, dan kolam renang indoor. Tersedia juga kafe di lantai dasar dan parkir untuk 140 mobil dan 40 sepeda di podium empat lantai.
Desain apartemen ini tampak berupaya mengapresiasi seni khas Melbourne. Salah satu fitur utamanya adalah ruang seni komunitas di lantai bawah yang menyediakan ruang untuk pameran dan instalasi, serta pertemuan budaya.
Iwan mengatakan proyek tersebut merupakan bagian dari visi Crown Group untuk mengembangkan pembangunan sejumlah proyek hunian senilai Rp30 triliun di kota Melbourne. “Ini bagian dari strategi think big, start small kami,” katanya.
Rencana yang lebih besar, lanjut Iwan, adalah menumbuhkan jaringan proyek di Melbourne. Namun ia mengaku ingin memulai dengan satu proyek terlebih dulu untuk menguji pasar.
“Visi kami bukan hanya untuk membangun gedung apartemen, tetapi untuk menciptakan hunian yang memiliki cerita,” ungkapnya. Dalam hal ini, cerita tentang semangat warga Melbourne di bidang seni dan budaya.
Lokasi proyek tersebut dipilih karena letaknya strategis, yaitu di kawasan seni dan dekat dengan St Kilda Road, dengan pemandangan yang tidak terhalang ke kota. “Anda dapat dengan mudah berjalan ke semua galeri dan teater di kawasan ini,“ imbuh Iwan.
Arsitek Koichi Takada mengatakan, dia terinspirasi oleh gambar- gambar seni sebelum akhirnya muncul dengan desain gedung, dengan dua menara putih yang membentuk lengkungan, dan dikelilingi oleh ‘pita-pita putih’.
“Pita-pita ini akan membentuk pola yang indah yang memancarkan kilau putih, memantulkan cahaya, dan menciptakan kesan kanvas yang terus berubah dan akan menjadi pusat perhatian bagi orang-orang di sekitarnya,” kata Koichi.
‘Proyek seni’ tersebut melengkapi rencana Pemerintah Victoria yang berinvestasi lebih Rp2 triliun selama dua tahun ke depan untuk menata kembali kawasan Southbank dan area seni di sekitarnya, yang diharapkan dapat menarik tambahan sekitar tiga juta pengunjung setiap tahunnya. □
(David S. Simatupang)