Property-In.co – Meski belum sanggup menggeser London dan New York, jumlah orang superkaya di Singapura and Hong Kong bakal meningkat pesat dalam 10 tahun mendatang. Bahkan, 7 dari 10 kota penantang baru berasal dari Asia.
Apa yang membuat sebuah kota itu penting bagi para miliuner? Apa pula yang bikin mereka betah tinggal di sana? Global Cities Survey 2015 yang dirilis oleh Knight Frank merangkum jawabannya dengan mengukur dan membuat ranking kualitas hidup beserta sejumlah indikator lain.
Tentunya, bila mengacu pada faktor kekuatan politik, orang memang butuh lobi politik di Washington. Tapi dia mungkin enggan jika harus menetap di sana. Jika kita cuma melihat faktor quality of life, maka kota-kota di Eropa Utara, Australia dan Kanada—seperti Melbourne dan Toronto—bakal mendominasi. Akan tetapi, kota-kota ini tidak memiliki populasi UHNWI (ultra high net worth individuals alias kaum superkaya dengan aset investasi lebih dari US$30 juta) dalam jumlah besar.
“Follow the money”. Ungkapan ini terasa pas untuk menggambarkan kota-kota pilihan kaum superkaya. Lihat saja London dan New York. Kedua kota pusat keuangan dunia itu menempati peringkat pertama dan runner up. Meski konsentrasi kekayaan kaum miliuner sekarang lebih banyak berada di Asia ketimbang Amerika, belum ada satu kota pun yang bisa menggoyahkan dominasi economic hub di London dan New York.
Sementara di kawasan Asia-Pasifik, Hong Kong saat ini merupakan kota terpenting karena hubungan ekonominya yang erat dengan China—kendati jumlah UHNWI di Singapura lebih besar. Tahun ini, Hong Kong dan Singapura kembali bertahan di posisi teratas di Asia. Hong Kong bahkan maju selangkah, naik dari peringkat empat ke peringkat tiga. Sementara Shanghai tetap stabil bercokol di 10 besar.
Berfokus pada populasi penduduk superkaya, data Global City Survey ini mengukuhkan London sebagai kota dengan jumlah UHNWI terbesar, diikuti Tokyo, Singapura dan New York. Dalam 10 tahun terakhir London tetap bertengger di puncak. Tapi kota ini ‘mesti berhati-hati’karena Singapura tampak semakin mengejar dengan pertumbuhan populasi UHNWI sebesar 54%.
Terkecuali London, peringkat kota-kota di Eropa umumnya cenderung menurun pada dekade mendatang. Penurunan juga terjadi di Amerika Utara, ,Australia dan Timur Tengah.
Sebaliknya, terjadi peningkatan kekayaan yang dramatis di Asia. Kota di kawasan ini rata-rata tumbuh 91% dalam hal populasi UHNWI untuk 10 tahun ke depan. Pertumbuhan tercepat tampak di Ho Chi Minh City, Jakarta, Mumbai dan Delhi. Seperlima dari kota-kota itu diprediksi tumbuh lebih dari 100%.
Secara geografis, konsentrasi kekayaan akan tetap sama dengan 10% dari bertambahnya pertumbuhan UHNWI berasal dari 5 kota saja yaitu: Singapura, Hong Kong, New York, London dan Mumbai—selama 10 tahun ke depan.
Dalam survei ini, Knight Frank juga menemukan bahwa kaum superkaya ini yakin bahwa pada 2015 mereka bakal mampu menerima hasil terbaik dari peluang investasi di kota New York, London, Berlin, dan Los Angeles.
Meneropong ke masa depan, ada beberapa hal yang bakal tetap mencolok, yaitu: kebangkitan kota-kota Asia; penurunan pamor kota-kota di Eropa; dan kuatnya hegemoni dua kota global, New York and London, dengan New York yang diprediksi menjadi kota paling penting bagi kaum superkaya global pada 2025. – Sumber: Knight Frank, “Global Cities Survey 2015″