Gebrakan Sang Raja Otomotif

Property-In.co – Nama Toyota sudah melekat di benak konsumen Indonesia sebagai merek kendaraan roda empat. Kini perusahaan asal Jepang itu juga merambah industri properti dengan menghadirkan rumah tahan gempa.

Kesempatan berharga diperoleh Property-In ketika berhasil menemui Akihiro Hara, President Director Toyota Housing Indonesia—sebelumnya pernah menjabat sebagai General Manager Toyota Motor Corporation—di lokasi Sakura Regency 3, Bekasi. Toyota Housing adalah perusahaan properti yang berada di bawah naungan Toyota Motor Corporation (TMC) dan fokus untuk pengembangan residensial.

Berdiri pada 1975, Toyota Housing semula hanya salah satu divisi bisnis TMC yang bertujuan untuk membangun rumah karyawan Toyota yang terbakar. Setelah berkembang, Toyota Housing kemudian menjadi perusahaan sendiri namun masih di bawah TMC.

Toyota Housing Indonesia merupakan pendirian dan perluasan ekspansi pertama industri properti Toyota di Indonesia. Dengan kata lain, Indonesia adalah negara pertama yang dimasuki oleh Toyota Housing.

Akihiro Hara mengungkapkan alasan masuk ke Indonesia selain karena nama besar Toyota yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia, mereka melihat bahwa industri properti di Indonesia sangat menarik dan besar.Sakura-regency-3-bekasi

“Indonesia merupakan pasar yang besar untuk properti sehingga kami optimistis akan berkembang di Indonesia,” ujar Hara yang didampingi oleh K. Agung Wahyudi, General Manager Administration & Marketing Toyota Housing, yang sekaligus berperan sebagai penerjemah dalam wawancara itu.

Ekspansi bisnis yang dilakukan Toyota Housing di Tanah Air bisa dikatakan sangat serius. Menurut Hara, konsep perumahan landed di Indonesia masih bisa dikembangkan lagi melalui teknologi terkini dan termutakhir Jepang. “Kami membawa teknologi tersendiri yang kami aplikasikan di perumahan,” timpal Agung.

Produk-produk yang ditelurkan Toyota memang sudah tidak diragukan lagi. Keinginan serupa akan dipraktikkan di rumah yang dibangun oleh Toyota Housing, yaitu Sakura Regency 3. Proyek perumahan ini sejatinya merupakan pilot project Toyota Housing yang dikembangkan bersama dengan Tokyu Land Indonesia dan Hatmohadji & Kawan.

Penerapan aplikasi teknologi modern dan canggih secara rinci dan mendetail terpampang di unit yang ada di Sakura Regency 3. Di proyek ini, mereka membawa persis model rumah seperti yang ada di Jepang mulai dari desain, konsep sampai daya fungsi yang tahan gempa.

Keseriusan lain Toyota Housing
Membawa nama besar Toyota, konsekuensi yang diemban Toyota Housing terbilang besar dan berat. Tuntutan menghadirkan hunian terbaik dengan kiblat teknologi Jepang menjadi pekerjaan serius perusahaan ini. Langkah itu diwujudkan dengan gelontoran dana sebesar Rp35 miliar Toyota Housing Japan sebagai modal awal.

Keseriusan lain Toyota Housing tampak dari konsep rumah yang menggunakan peranti steel. Istilah steel house (rumah besi) merupakan salah satu tren terkini yang ditawarkan untuk pasar Indonesia. “Soal kualitas produk menjadi perhatian utama Toyota Housing ketika mengembangkan residensial ini,” imbuh Agung.

Penerapan teknologi motor yang dilakukan Toyota secara tidak langsung juga dilakukan dalam membangun unit rumah di sana. Bagi Hara, kesempurnaan fisik bangunan merupakan prioritas terpenting. Hal itu juga terlihat dari penggunaan bahan bangunan yang 99%-nya harus mengikuti standar Jepang—meskipun berasal dari lokal. “Untuk urusan ini kami mewajibkan standar tertinggi, yaitu harus setara dengan kualitas Toyota Housing,” ungkap Hara.Sakura-Regency3-toyota-housing

Induk perusahaan pun menitipkan pesan ke Toyota Housing Indonesia agar menjaga betul soal kualitas. Di antaranya dapat berpikir secara tuntas, mampu mencari akar masalah dari problem yang ada serta membuat antisipasinya agar tidak terulang kembali.

Juga harus jeli melihat masalah sampai detail. Kaitannya dengan properti, lanjut Hara, guna mewujudkan hunian berkualitas terbaik, pengembang harus fokus dan hati-hati mulai dari A sampai Z—dari hulu hingga hilir—sehingga produk yang dibuat bermanfaat untuk konsumen.

Toyota Housing Indonesia, yang merupakan PMA 100%, sangat interest dengan pengembangan bisnisnya di Indonesia karena mereka yakin produk-produknya akan diterima baik oleh pasar Indonesia.

Hanya saja, kendala utamanya terkait urusan mendapatkan lokasi atau lahan. Karena itu, langkah pertama mereka adalah membangun kerja sama dengan pengembang lain, seperti yang dilakukan dalam Sakura Regency 3.

Pengembang yang telah sukses membangun hunian di beberapa kota besar Jepang seperti di Tokyo, Nagoya, Kobe dan Osaka ini akan terus bekerja keras guna meraih kesuksesan di Indonesia. Optimisme terlihat jelas di wajah Hara yang berujar, “Toyota Housing akan senantiasa membuat rumah aman dan nyaman sehingga membuat masyarakat Indonesia semakin baik kualitas hidupnya.”

Toyota Housing berencana membangun lebih banyak lagi rumah dalam lima tahun ke depan. “Terpenting, bukan persoalan sedikit atau banyaknya rumah yang dibangun. Tetapi bagaimana memberikan hunian dengan tingkat keamanan, kenyamanan serta kualitas terdepan,” kata Agung yang diamini oleh Hara sambil mengangguk-angguk. – Aziz Fahmi Hidayat

Berawal dari 114 Rumah

Tidak banyak unit yang dibangun Toyota Housing Indonesia di proyek pertamanya Sakura Regency 3. Dari total 467 unit rumah, hanya 114 unit yang merupakan proyek kolaborasinya bersama Tokyu Land Indonesia dan Hatmohadji & Kawan. Dari proyek ini, target penjualan yang diusung pun tidak muluk-muluk. Pada tahun pertama, managemen Toyota Housing hanya menargetkan penjualan 12 rumah saja. Tahun berikutnya, targetnya bertambah sebanyak 36 rumah.

Keunggulan yang ditampilkan unit rumah mereka di Sakura Regency 3 antara lain: anti bocor, anti gempa, terdapat isolator di dinding rumah (sehingga panas tidak masuk ke dalam rumah), pembangunan cepat dan adanya garansi 2 tahun khusus untuk kebocoran dan konstruksi. “Bisa dibilang kami yang pertama dan satu-satunya rumah di Indonesia yang memberikan jaminan seperti ini,” ucap Agung.

Dengan kualitas seperti itu, Toyota Housing sangat yakin produknya yang dijual seharga Rp1,6-1,7 miliar ini bisa dengan cepat menjadi hit. Potensi pasar Indonesia yang sangat besar membuat optimisme mereka makin besar pula.

Faktor lokasi pun menjadi salah satu indikator penting kesuksesan Sakura Regency 3. Proyek ini begitu terjangkau dari sisi akses dan kemudahan transportasi. Lokasinya hanya berjarak kurang lebih 2 kilometer dari tol Bekasi Timur.

Satu hal lagi yang perlu dicatat. Bekasi masih berkembang sebagai area sunrise seperti yang dikatakan Mochtar Riady, Founder Lippo Group. “Bekasi dan Cikarang adalah kawasan yang paling besar potensinya sebagai daerah pengembangan properti di Indonesia,” katanya.

About The Author

Related posts